Sebuah motor masuk alun-alun, melintas di antara patung pemain sepakbola dan Patung Pa’raga yang menyambutnya. Malam belum menua. Tetenda Sop Saudara masih buka. Di depan tenda, bagian kanan bangunan alun-alun kota, tiga orang terpaku pada layar televisi menyaksikan pertandingan sepakbola. Sesekali mereka meneguk kopi yang tak lagi mengepulkan asap. Seorang lagi asyik menghitung uang di depan toilet. Rupanya banyak orang buang hajat. Beberapa meter dari situ, di sisi timur lapangan, di antara jejeran palem dan temaram lampu merkuri berlangsung sebuah percakapan hangat. “Oe telens, onomi’ lekongku,” ujar seorang pada temannya sambil mencolek. “Osh, cucco ji?” tanya yang satunya. Tanyanya...
Selamat Datang di Makassar Nol Km… Awalnya adalah sebuah buku yang berjudul sama yakni Makassar Nol Kilometer yang diterbitkan oleh Penerbit Ininnawa pada tahun...
Komentar Terbaru