Mafia Riders Makassar


foto: ryanhdyt.tumblr.com

,

Fixed Gear atau Sepeda Fixie adalah bentuk paling sederhana dari sebuah sepeda, dirancang tanpa rem dan tanpa gear yang dinamis.  Sepeda Fixie hanya mengandalkan kekuatan pedal, jika pedal didorong ke belakang maka sepeda akan melaju ke belakang sehingga pengereman hanya bergantung pada kekuatan pedal. Selain itu Stang (kemudi) juga lebih ramping dibanding sepeda jenis lain.

Awalnya, sepeda fixie berasal dari negeri Amerika Serikat, tepatnya di kota New York. Sebelum adanya tehnologi faximili, internet dan telepon seluler, pengirimin dokumen dilakukan melalui jasa kurir atau messenger. Kota New York yang sangat padat membuat para kurir ini memilih berjalan kaki, atau menggunakan bus atau subway. Hingga kemudian beberapa kurir imigran dari Jamaika yang memiliki latar belakang sebagai atlet track bike mulai menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

Sepeda fixie masuk ke Makassar sekitar bulan Agustus 2010 seiring dengan menjamurnya perkembangan sepeda fixie di kota-kota besar di Indonesia. Beberapa pecinta sepeda fixie yang memiliki minat yang sama di fixie di Makassar awalnya dipertemukan melalui Twitter. Mereka kemudian bersepakat untuk bertemu dan membentuk komunitas sepeda fixie di Makassar.

Pada tanggal 29 September 2010, MAKASSAR FIXED GEAR ACTIVITY (MAFIA Riders) akhirnya resmi terbentuk. Sampai saat ini komunitas ini mempunyai sedikitnya limapuluh anggota aktif. Anggota komunitas ini berasal dari beragam latar belakang, ada yang mahasiswa, kalangan swasta hingga pegawai negeri. Mereka setiap pekan berkumpul di depan Bank Indonesia Jalan Jenderal Sudirman Makassar.

Event MAFIA Riders :

-                    #RABOORABOO / #WNR : Wednesday Nite Ride – Gowes Rabu Malam

-                    #FNR : Friday Nite Ride – Gowes Jumat Malam

-                    #SMR : Sunday Morning Ride – Gowes Minggu Pagi

-                    Bersepeda Massal yang biasanya diadakan tiap hari Jumat terakhir di tiap bulan. Biasanya diadakan sambil mengambil tema-tema tertentu.   Kegiatan ini bukan  hanya untuk para pengguna sepeda fixie, tapi juga mengajak semua pengguna sepeda yang ada di Makassar.

-                    EARTH HOUR 2011, diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2011 yang dipusatkan di fly over Km. 4 Makassar.

-                    FAST and FIX, event bertaraf nasional ini diselenggarakan pada tanggal 16 Juli 2011 di Lapangan Karebosi.

 

MAFIA Riders

Twitter              : @MAFIA_RIDERS

Blogspot           : http://mafiariders.blogspot.com

Email               : [email protected]

 

Kiri Depan, Berbagi Bagai Pete-Pete

Bermula dari semangat berbagi, Kiri Depan memproklamirkan diri sebagai komunitas di tahun 2006. Berbagi adalah semangat yang diusung oleh Kiri Depan, hal ini tercermin dari nama “Kiri Depan” dipilih dengan alasan mengikuti filosofi “pete-pete” (angkot) saat penumpang ingin berhenti kata ini seringkali terdengar sebagai tanda stop. Diharapkan dengan makna berhenti tersebut Kiri Depan dapat menjadi tempat atau wadah yang dapat disinggahi sejenak, ataupun tetap tinggal dan berbagi bersama mengenai film independent di Makassar.

 

Kiri Depan didirikan oleh Abdi Karya dan Eva Taibe dengan berbagai harapan dan mimpi di dalamnya demi   mewujudkan suatu komunitas pecinta dan penggiat film indipendent di Makassar. Pada perkembangannya Kiri Depan mengerjakan pengumpulan film indipendent (database), melakukan screening, distribusi dan produksi serta program edukasi seperti workshop dan media informasi jejaring film festival, film maker dan komunitas film.

Sejak 2006 Kiri Depan telah melakukan kerja sama, production colaboration dan screening dengan banyak komunitas, group, film maker dari berbagai tempat di dunia.

 

Saat ini Kiri Depan sedang menggalakkan program distribusi secara online, dan melakukan pengarsipan untuk film dan komunitas film di sulawesi serta melakukan program pengembangan identitas pada generasi muda melalui media audi visual.

 

Jika bertandang ke Kiri depan maka jangan berharap dapat menemukan sebuah kantor yang di dalamnya ada geliat aktivitas rutinitas, tetapi seperti layaknya penumpang pete-pete yang meneriakkan lantang “kiri depan pak”  bisa dimana saja dan kapan saja kami dapat berkantor dimana saja.

 

Dan demikian halnya kami akan selalu membuka diri kepada seluruh pihak untuk bekerja sama dan berbagi informasi tentunya.

 

“Create short film for creativity”

Kiri Depan:

Manager Program Eva Taibe l Research and Archieve Abdi Karya l Production Iking Sia-sia & Aditya Ahmad

www.kiridepan.or.id

jalan Daeng Tata raya no. 33 Makassar

0411- 840715

 

Rumah Ide Makassar

Profil Rumah Ide

Saat semua hal menjadi dipermudah dengan kemajuan teknologi. Saat beberapa karya semakin dianggap mudah dalam penciptaan oleh

teknologi digital. Maka akan semakin terkikis pemaknaan suatu proses dalam berkarya dan rasa tanggung jawab dalam karya tersebut.

Kemudahan digital membuat karya-karya seperti karya audio visual begitu mudah tercipta. Namun dalam perkembangannya di

beberapa tempat, sering tdak diiringi dengan sumber daya manusia dan kemudahan untuk mengakses ilmu, informasi serta peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu karya film yang besar melalui proses kreat vitas mencipta yang profesional dan bertanggung jawab.

Rumah Ide Makassar merupakan suatu komunitas/lembaga yang anggotanya adalah kumpulan dari prakt si maupun pemerhat media

rekam yang ada di Makassar. Rumah Ide Makassar berperan sebagai pemerhati perkembangan flm di Kawasan Timur Indonesia

pada umumnya dan di Makassar pada khususnya. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka Rumah Ide Makassar menyelenggarakan edukasi, pendampingan komunitas flm di Kawasan Timur Indonesia, serta menyelenggarakan beberapa event/kegiatan yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional sepert pemutaran film, forum diskusi flm, workshop dan festival film.

Rumah Ide Makassar juga memiliki usaha rumah produksi yang akan melibatkan para profesional f lm maker Makassar dalam proses penciptaan karyanya. Rumah Ide Makassar sebenarnya telah berdiri sejak awal tanggal 1 Agustus 2003, namun sempat “mat suri” hingga di tahun 2006 Arfan Sabran kemudian mencoba membangun kembali komunitas ini setelah memenangkan penghargaan film di Jakarta dan akhirnya Rumah Ide Makassar saat ini mampu membuat jaringan di tingkat nasional maupun internasional.

 

PROGRAM RUMAH IDE

 

CINEMATICA

Program ini merupakan program pemutaran/screening reguler setiap bulan. Pada program ini, film menjadi media pengantar diskusi

untuk suatu tema tertentu. Oleh karena itu, setiap screening akan diundang satu pembicara yang berkompeten pada bidang atau tema diskusi pada saat itu. Saat ini CINEMATICA diselenggarakan secara reguler set ap bulan di Makassar dan di Kota Palu. Untuk Makassar Cinematica diselenggarakan di halaman belakang kantor BaKTI Jl. dr. Sutomo No.26 Makassar.

CINEMATICA KAMPUS

Program ini merupakan program pemutaran/screening reguler set ap bulan seperti halnya dengan program CINEMATICA. Hanya saja,

kegiatan ini dilakukan di beberapa universitas di Makassar. Program ini adalah sebuah gerakan sosial lewat kampus dimana setiap bulan unviersitas-universitas yang bergabung dengan program ini akan membuat pemutaran dan diskusi dengan tema yang

sama meskipun pemutarannya di kampus masing-masing. Saat ini telah ada tujuh universitas yang bergabung pada gerakan ini.

 

WOKSHOP FILM

Program ini mulai berjalan di awal bulan Mei tahun 2010 di Kota Palu Sulawesi Tengah. Untuk workshop ini Rumah Ide Makassar menggandeng InDocs sebagai mitra dalam menyelenggarakan workshop tersebut.

Selain itu, di kota Palu dan Poso, Rumah Ide Makassar juga akan menyelenggarakan Wokshop Film untuk Pelajar.

 

LAYAR TANCAP

Sebuah ritual menonton flm yang mulai hilang kini dikemas ulang oleh Rumah Ide Makassar untuk menggunakan film selain sebagai media hibur juga menjadi media komunikasi dan refleksi sosial pada daerah-daerah yang tidak memiliki bioskop.

 

PRODUKSI FILM

Rumah Ide Makassar juga memproduksi film, utamanya film dokumenter. Beberapa film tersebut berhasil menembus festival-festival film nasional maupun internasional. Rumah Ide Makassar juga sering bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk memproduksi

beberapa film.

 

NATURE DOCUMENTARIST

Sebuah program produksi dan pelat han untuk pemanfaatan media rekam untuk membantu konservasi alam. Program ini sementara berjalan di kawasan Taman Nasional Bantimurung.

 


PRODUKSI Rumah Ide Makassar

GANA MO!

DOKUMENTER; IRD-SERASI— 2008

Tentang pasca konflik di Sulawesi Tengah.

PAOTERE (THE FISH MAREKET)

DOKUMENTER; ECCO FILMS INDONESIA PRODUCTION— 2009

Tentang kehidupan anak-anak buruh pasar di Pasar Ikan Paotere Makassar.

Mendapatkan pernghargaan sebagai film kedua terbaik di Festival Film

Dokumenter (FFD) Yogyakarta tahun 2010 dan diputar di Jakarta International

Film Festival (JiFFest) 2010 di Jakarta.

BIOGRAFI JUSUF KALLA

DAPUR FILM— 2009

Kisah hidup Jusuf Kalla sejak kecil hingga saat ini sebagai politikus dan

pengusaha Makassar yang handal. Film ini kemudian ditayangkan di Bioskop 21.

VIDEO PROFIL FAKULTAS MIPA UNHAS

VIDEO PROFIL; F.MIPA UNHAS— 2009

CAHAYA AIR BATANG URU

DOKUMENTER; YAYASAN BAKTI— 2010

Upaya masyarakat pedalaman Mamasa dalam memanfaatkan teknologi

mikrohidro guna memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri.

Penghargaan: Nominasi 5 Film Dokumenter Terbaik kategori Dokumenter

ASSIRONDO-RONDOANG PUAWANG

DOKUMENTER; JICA-CD PR0JECT— 2010

Kehidupan petani bawang di Majene dalam mengubah lahan kritis menjadi lahan

yang subur dan siap ditanami.

LAPANDEWA

DOKUMENTER; ACCESS — 2011

Sebuah desa di pedalaman Buton sebagian besar warganya meninggalkan desa

karena desanya. Lapandewa, tidak begitu subur dan sulit mendapatkan air.

Harisun, 35 tahun, pemuda desa pulang untuk mengembangkan desanya. Film ini

kemudian merekam upaya Harisun melawan keterbatasan desanya.

AWARDS

 Film kedua terbaik di Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta

tahun 2010 (Paotere)

 Official selection di Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2010

di Jakarta. (Paotere)

 Official Selection di People’s Film Festival 2011 di New Celodonia

(Paotere)

 Official selection di Europe on Screen di Jakarta

 Nominasi FFI 2010 kategori 5 film dokumenter terbaik. (Cahaya Air

Batanguru)

 Penghargaan khusus Dewan Juri FFI 2010 (Serupa tapi Tak Sama)

 Film terbaik, film dengan cinematografi terbaik di Eagle Awards

Documentary Competition 2006 (Suster Apung)

 Asian Broadcast Award 2007 di Singapura (Suster Apung)

 Asian Hot Shots 2011 di Berlin (Suster Apung)

 Terbaik ke-3 di Teheran Film Festival 2007 (Suster Apung)

 Best Script di Swedish Digital Filmmaking Workshop 2007 (My Pikko)

 Gotheborg International Film Festival (My Pikko)

 Jakarta International Film Festival 2010 (Kompilasi 4 Film

Dokumenter KickStart Palu)

 

FILM EVENTS

SCREENDOCS TRAVELING 2007

INDOCS— 2007

Pemutaran film-film dokumenter baik dari Indonesia maupun film dokumenter

dari beberapa negara.

KICK START 2007

INDOCS— 2007

Workshop film dokumenter di Makassar yang menghasilkan empat film

dokumenter yang dibuat oleh anak-anak Makassar.

SCREENDOCS TRAVELING DAN ROADSHOW EAGLE

AWARDS 2008

METRO TV & INDOCS— 2008

Promo Eagle Awards dan pemutaran film-film dokumenter baik dari Indonesia

maupun film dokumenter dari beberapa negara..

FESTIVAL FILM EROPA (EUROPE ON SCREEN) 2008

CCF— 2008

Pemutaran film-film Eropa dan Indonesia.

SCREENDOCS REGULER 2009

INDOCS— 2009

Pemutaran film-film dokumenter baik dari Indonesia maupun film dokumenter

dari beberapa negara.

JAKARTA INTERNATIONAL FILM FESTIVAL (JIFFEST)

TRAVELING 2010

JIFFEST/YMFI— 2010

Pemutaran film-film terbaik yang diputar di JiFFest selama tiga tahun terakhir.

KICK START 2010

INDOCS— 2010

Workshop film dokumenter di Palu yang menghasilkan empat film dokumenter

yang dibuat oleh anak-anak Palu, Parigi, dan Morowali.

STRENGTHENING PEACE BUILDING IN CENTRAL

SULAWESI THROUGH COLLABORATIVE

FILMMAKING

SERASI (USAID)— 2010

Sebuah program edukasi audio visual dalam rangka penguatan perdamaian di

Sulawesi Tengah.

 

Alamat

Kantor

Jl. Kejayaan Timur 2 Blok i No.278

Bumi Tamalanrea Permai

Makassar, Sulawesi Selatan

Telp. (0411)584027

Studio

Jl. Babussalam No. 25 Makassar 90231

Telp. (0411) 445171

Email : [email protected]

Iking Siahsia Filmmaker Makassar yang Moody

foto: guruw.blogspot.com

Iking Siahsia, seorang film maker independen Makassar yang mengawali karirnya secara tidak sengaja dengan ide iseng untuk film pendek ‘Please, Kartika’ pada tahun 2003. Salah seorang pengurus ForFilm Makassar ini sekarang menyibukkan diri bergaul dengan anak-anak SMA di Makassar dan sekitarnya, belajar bersama mereka, sembari memberikan masukan mengenai pembuatan film pendek, penulisan skenario, dan pertimbangan sinematografi.

Menurut Iking, sebenarnya definisi film indie itu melekat di banyak sudut pandang. Dia sendiri berpendapat bahwa film indie bergerak sendiri, di luar industri, sebuah gerakan semangat. Film indie menawarkan gaya film alternatif dan eksperimental. Filmmaker ini berbeda dengan filmmaker industry minded yang memikirkan untung dan rugi sebuah produksi film.

Ditanya mengenai psikologi filmmaker di Makassar secara umum di awal munculnya, ia menjawab mereka bergerak dinamis dan kuat di beberapa personal. Geliat kompetisi berkarya masih kurang. Maksudnya, para filmmaker di kota ini melakukan produksi film untuk kebutuhan sendiri atau antar personal sebuah kelompok film. Belum ada gerakan-gerakan khusus yang ‘mengadu’ film karya sendiri dengan karya orang lain. Akibatnya, ada film yang ‘sukses’ sendiri, ada film yang jadi namun tidak ditonton orang.

Iking mengibaratkan filmmaker independen di Makassar itu seperti ikan-ikan di dalam akurium dan orang menonton gerak-gerak ikan itu dari luar. Ada ikan kecil, ada ikan yang besar. Ikan besar terlihat eye-catching dari segi ukuran dan mungkin corak tubuh yang menarik. Sehingga orang yang melihat dapat langsung menunjuk ikan-ikan mana yang mereka sukai.

Ada pula jenis ikan tertentu yang senang berkelompok, jenis lain cenderung menyendiri. Inilah analogi Iking Siahsia mengamati perilaku filmmaker di Makassar. Kini, akuarium tersebut sudah dipenuhi ikan-ikan tambahan jenis baru. Gerakan mereka tetap ‘timbul-tenggelam’. Kadang ikan tersebut naik ke permukaan, ada yang statis di tengah, ada pula yang betah berada di dasar akuarium.

Filmmaker Makassar terlihat moody. Pendapat ini didasari kondisi psikologi pekerja film independen yang berdasar pada minat dan minimnya dana produksi. Film independen memiliki ciri khas di managemen dan pendanaan yang sederhana. Sulit memang menjadikan film independen sebagai industri, seperti film komersil. Sebagian filmmaker beranggapan, film independen adalah lahanfilmmaker idelis yang tidak ingin terikat kontrak dan peraturan film komersil (bisnis film).

Dalam film independen, seorang film maker bebas menentukan ide, management produksi, pemain, lokasi, durasi, bahkan cara kerjanya sendiri. Inilah keunikannya. Untuk alasan ini, jika satu karya ingin mendapat tempat di hati penonton, ingin merebut perhatian penonton film industri, seorang filmmakermembutuhkan screening. Baik itu screening komersil, festival, atau screening independen yang kebanyakan dibuat sendiri oleh filmmaker film yang bersangkutan.

Iking pun menaruh perhatian terhadap mental penonton film Makassar. Selama menekuni dunia film pendek selama 9 tahun (sejak booming-nya ‘Please, Kartika’), ia mendapati masyarakat yang sebelah mata memandang perfilman independen. Filmmaker masih berusaha mencari penonton. Bukan penonton yang mendatangi. Cara memandang tersebut mulai berubah pasca menggeliatnya perfilman independen, menyusul screening regular Sorot Layar Tamalanrea [pada tahun 2007], Cinematica, dan Gerobak Bioskop Dewi Bulan. Penonton kini memiliki tiga lebih (menghitung screening lain yang bersifat temporal dan momentum) ‘bioskop’ alternatif di luar jaringan XXI.Screening-screening independen ini, walau digerakkan dalam bingkai kerja kolektif suatu komunitas, memperkenalkan langsung film-film pendek Makassar. Informasi-informasi mengenai perfilman independen pun kini mudah diakses lewat situs jejaring sosial.

Makassar telah memiliki banyak filmmaker dan program screening tempat mereka mengajukan karya kepada penonton. Menurut Iking, tinggal bagaimana kita memperkenalkan film independen dengan cara-cara khusus untuk seluruh lapisan usia masyarakat. Tentu sulit mengajak penonton bioskop beralih ke film independen. Sebab mereka terbiasa menonton film ‘mewah’. Iking memahami, usia remaja lebih mudah diperkenalkan jenis film seperti ini.

Dua tahun terakhir, Iking fokus mendampingi anak putih abu-abu membuat film-film pendek untuk menciptakan mindset film independen di pikiran mereka dengan cara persuasif dan edukatif. Selain itu, ia memilikitreatment khusus mengawali mereka. Iking sering membawa film-film independen asing atau film yang selama ini tidak mereka dapatkan di bioskop untuk memperluas wawasan film.

*Penulis Resky Saleh, akrab dipanggil Eky. Gadis manis ini aktif sebagai penggiat Tanahindie, juga di  Liga Film Mahasiswa-Unhas Makassar, dan Rumah Ide Makassar.  Nocturnal Writer on www.nokturnalinea.tumblr.com

Makassar Berkebun Menghijaukan Makassar

 

foto: makassarberkebun.org

Berawal dari jejaring sosial Twitter, pada pertengahan november 2011 sekelompok orang yang resah akan kondisi lingkungan Makassar yang sudah tidak kondusif lagi mendiskusikan ide Urban Farming untuk Kota Makassar.

 Sebelumnya Indonesia Berkebun (@IDberkebun) sukses mengadaptasi konsep ini di 19 kota besar dan 1 kampus di Indonesia, maka dirasa perlu untuk mengaplikasikan konsep ini di Kota Makassar. Dan ternyata konsep ini juga mendapat tanggapan positif dari masyarakat perkotaan.

Hal ini menjadi cambuk semangat untuk para penggiat Makassar Berkebun sehingga disepakati untuk bertemu secara langsung membahas teknis pelaksanaannya. Tanggal 11 Oktober 2011 pun menjadi hari bersejarah bagi komunitas ini. Pada hari itu, dengan slogan: Daeng, Mari ki’ Hijaukan Makassar Parasangan ta’!, Makassar Berkebun resmi berdiri. Continue reading