Makassar dalam Mesin Pencari

Apa yang perlu ditulis untuk situs ini? Bagaimana menemukan Makassar lewat mesin pencari di dunia maya?

Belakangan ini saya sering menulis, tapi kebanyakan kritik. Saya jadi khawatir sendiri, barangkali saya telah mengidap penyakit kemapanan. Kemapanan boleh jadi semacam penyakit yang membawa virus kesombongan. Dalam teori piramida kebutuhan Maslow, kemapanan yang berasal dari pengakuan dan penghargaan menempati posisi tertinggi. Ironisnya, jika seseorang telah berada di tingkat puncak, maka akan sulit baginya untuk terganggu dengan yang lain. Perasaan mapan akan membuat pemiliknya cenderung tidak leluasa menerima kritik sehingga malah sibuk mengkritik.

Perasaan khawatir itu menggiring saya untuk mencari kebaikan Makassar saja. Barangkali, banyak berita yang bisa dieksplor tentang Makassar di samping pariwisatanya. Keinginan untuk menulis tentang Makassar, saya pertemukan dengan kondisi kekinian. Maka, terketiklah dua kata dalam kotak Google, ‘Makassar’ dan ‘Ramadan’.

Jika googling dengan dua /o/ dan satu /g/ itu merujuk ke goggling dengan satu /o/ dan dua /g/, maka kata dasarnya pasti goggle. Sebagaimana dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995), kata tersebut diartikan sebagai: to stare at somebody/something with wide round eyes, especially in surprise or wonder. Googling dianggap sebagai pekerjaan dengan sungguh-sungguh memperhatikan seseorang atau sesuatu dan dilakukan saat ini juga. Berbeda dengan pahaman kita yang melakukan googling untuk menemukan referensi, sumber rujukan, sumber data yang paling sering merupakan karya oplosan.

Baik, saya sendiri barangkali akan memaparkan hasil dari melakukan googling dalam pengertian yang terakhir. Mencari berita dengan cara instan dan menyimpulkan hanya dari berita yang saya dapatkan.

Coba Anda praktikkan! Ketiklah dua kata, ‘Makassar’ dan ‘Ramadan’. Barangkali mesin pencarian Google Anda lebih luas jangkauannya. Saya menemukan beberapa urutan teratas tentang berita Makassar dan Ramadan sebagai berikut:

1. *Razia Petasan, seperti ramadan-ramadan yang lalu. Ramai petasan dan razianya menjadi berita yang mudah tertebak kemunculannya. Alasan razia adalah maraknya keluhan warga mengenai aktifitas ledakan petasan yang menimbulkan bunyi bising bertubi-tubi dinilai sangat mengganggu ketenangan di bulan Ramadan.

2. Bakal calon walikota mengunjungi panti asuhan didampingi oleh istrinya dan istri dari bakal calon wakil walikota pasangannya. Di akhir berita, diadakan sensus bagi anak panti untuk didata yang masuk dalam kriteria daftar pemilih. Nampaknya, selain menderma, mereka juga ingin menggaet anak yatim sebagai pendukung mereka.

3. *Ada dua berita tentang pasar tradisional. Berita pertama membahas tentang pasar tumpah di jalan-jalan yang dikeluhkan oleh masyarakat dan pemerintah sebab menimbulkan kemacetan. Tumpahnya pasar hingga di ruas-ruas jalan utama seperti Pasar Tamamaung di Pettarani, Terong di Urip Sumoharjo, Pa’baeng-Baeng di Alauddin, dan beberapa pasar yang diberitakan sebenarnya memberikan gambaran betapa tingginya tingkat konsumsi masyarakat di bulan Ramadan. Berita kedua tentang barang-barang yang dijajakan di pasar melonjak naik. Kedua berita sama-sama menggambarkan bagaimana konsumtifnya masyarakat saat bulan Ramadan.

4. *Salah satu lembaga kemanusiaan menargetkan 1.100 penerima manfaat kebaikan tahun ini. Terkhusus di bulan Ramadan, lembaga tersebut turun di jalan untuk membagikan takjil secara gratis dan mengadakan buka puasa bersama anak yatim. Tahukah Anda? lembaga tersebut adalah PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat). Tanpa embel-embel organisasi agama manapun, lembaga tersebut melakukan tindakan kepedulian di Makassar

Itulah empat berita teratas yang saya pilih dari jumlah berita yang sangat minim terkait Makassar dan Ramadan. Dari keempat berita tersebut hanya ada satu berita tentang kebaikan, bagi saya. Jika dipersentasekan, hanya ada 25% dari 100% berita yang saya dapatkan berisi hal murni positif untuk kebaikan. Maka bersediakah Anda, jika menemukan kebaikan lain di Makassar, untuk menulis lalu mempostingnya? Agar berita positif tentang Makassar dan Ramadan semakin banyak.

Dari empat berita di atas, tiga di antaranya saya awali dengan tanda (*). Ketiga berita tersebut bersumber dari berita nasional. Dua diantaranya koran online berskala nasional, dan satunya berita dari lembaga terkait yang diberitakan yang juga berskala nasional. Hanya satu yang sumber beritanya ditulis dari harian Makassar sendiri, itu pun tentang berita kampanye politik yang barangkali pemberitaannya tidak lepas dari kepentingan sumber yang diberitakan.

Ironi bukan? Makassar justru diberitakan oleh orang luar Makassar? Jika Anda orang yang berdiam di Makassar atau setidaknya pernah berdiam di Makassar, bersediakah Anda menjadi penambah jumlah penulis tentang berita kebaikan Makassar?

Saya tunggu jawaban Anda di hasil pencarian “googling” berikutnya. Dengan harapan, “googling” berikutnya bisa sesuai dengan pengertian aslinya, memperhatikan Makassar dengan sungguh-sungguh.[]

Bagikan Tulisan Ini:

Andi Sri Wahyuni Handayani (1 Posts)

Perempuan lajang yang suka jalan sembari belajar banyak hal, apa saja yang dilaluinya ^-^


Tinggalkan Komentar