Kreativitas yang dimiliki oleh para penggiat kreatif kota Makassar pastinya tidak kalah dengan kota-kota lain. Boleh dibilang situasi yang dialami para penggiat kreatif di kota Daeng sekarang ini sedang melaju ke arah positif. Salah satu hal positif itu terlihat dari banyaknya bermunculan perhelatan atau acara tahunan (annual event) yang mengusung kreativitas sebagai unsurnya yang memiliki daya tarik yang cukup kuat. Walhasil, acara tahunan (annual event) sejenis yang diadakan beberapa komunitas atau korporasi yang bertujuan profit maupun non-profit pun semakin subur bak jamur pada tahun ini.
Jumlah acara tahunan yang semakin beragam ini mungkin saja dipengaruhi penyelenggaraan acara tahunan tersebut sukses digelar setiap tahun sehingga digelar kembali. Akhirnya ‘efek domino’ ini memunculkan inisiatif komunitas, korporasi maupun instansi lainnya untuk memunculkan acara yang sejenis melihat dampak kesuksesan tersebut. Acara tahunan ini juga bisa menjadi semacam ajang pembuktian oleh komunitas ataupun korporasi tersebut atas pencapaian mereka selama setahun, bahkan menjadi tolak ukur kontribusinya untuk kegiatan kreatif di kota ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Boleh dibilang sebagian acara tahunan di kota Daeng ingin mengangkat tema kearifan lokal sebagai sajiannya yang dihadirkan secara tradisional maupun kontemporer. Tema kearifan lokal dipilih oleh komunitas, korporasi atau instansi tersebut di samping memiliki nilai jual (bila ada), juga mempunyai kedekatan emosional dengan orang-orang di kota ini, salah satunya dengan pemilihan nama acara tahunan tersebut yang lebih cepat diserap apa maknanya serta tujuan diadakannya.
Acara tahunan di Makassar tidak berkisar pada satu jenis saja. Mulai ada keragaman yang walau tidak menawarkan sesuatu yang baru, tapi tetap layak mendapatkan apreasiasi. Seperti mulai adanya festival permainan tradisional pada tahun ini sampai festival berkumpulnya para penulis-penulis handal dari Indonesia Timur. Namun, tetap saja acara tahunan yang mengusung musik di dalamnya masih memiliki daya tarik yang lebih kuat untuk dinikmati khalayak banyak.
Salah satu acara tahunan yang mengusung musik adalah Rock In Celebes 2013 yang bisa saja menjadi penutup gelaran musik rock tahunan di Indonesia Timur tahun 2013. Gelaran yang dilaksanakan oleh Chambers Entertainment ini berusaha mengangkat kearifan lokal secara kontemporer, bisa dilihat dari pemilihan namanya yang menggunakan kata “Celebes” yang mengindikasikan bahwa inilah acara untuk para penggiat kreatif di seluruh Sulawesi maupun Indonesia Timur. Rock In Celebes 2013 pun memupuk harapan besar untuk musisi-musisi lokal menjadi tuan di rumahnya sendiri.
Celebes Clothing Fest 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Rock In Celebes 2013 tidak berjalan sendiri. Chambers Entertainment ternyata telah memasukkannya bersama Celebes Clothing Fest 2013, sehingga menjadi satu rangkaian kegiatan menjadi Chambers 10th Festival. FYI, Celebes Clothing Fest 2013 merupakan ajang eksibisi untuk brand-brand pakaian lokal dan nasional yang baru saja diadakan pertama kalinya tahun ini.
Celebes Clothing Fest 2013 mengambil semangat serupa seperti acara clothing fest tahunan yang mengusung tema yang sama seperti Kickfest, ICE atau JakCloth. Di Celebes Clothing Fest 2013 ini tercatat sekitar 50 brand lokal dan nasional hadir untuk meramaikan eksibisi di Celebes Convention Center Hall A.
Dengan adanya Rock In Celebes 2013 dan Celebes Clothing Fest 2013 disatukan ke dalam Chambers 10th Festival, makin menguatkan bukti eksistensi 10 tahun Chambers sebagai distribution outlet (distro) terkemuka di Indonesia Timur sekaligus bentuk dukungan nyata terhadap kegiatan kreatif di kota Makassar dan sekitarnya.
Rock In Celebes 2013 ini pun berbeda dengan edisi sebelumnya. Tidak seperti tahun – tahun sebelumnya diadakan di luar ruangan (outdoor), kali ini diadakan di dalam ruangan (indoor). Perhelatannya pun berlangsung di Celebes Convention Center Makassar yang acap kali digunakan untuk event-event eksibisi maupun pertunjukan. Tidak tanggung-tanggung pula, 4 hari dipersiapkan untuk gelaran akbar tahunan ini. Dimulai pada hari Kamis, 12 Desember sampai Minggu, 15 Desember 2013. Digelar empat hari sepertinya cukup luar biasa untuk sebuah event tahunan, terlepas dari gelaran Rock In Celebes sendiri yang memasuki edisi keempatnya tahun ini.
Celebes Convention Center Hall A & B yang menjadi venue utama pun menjadi saksi bisu digelarnya Chambers 10th Festival pada hari pertama. Celebes Clothing Festival 2013 mulai dibuka pada siang hari di Hall A. Saat menjelang sore di hari pertama, Rock In Celebes 2013 pun dimulai di Hall B. Dibuka oleh Reborn In Plagues, pasukan post-hardcore dari Makassar yang merupakan band yang berhasil memenangkan vote untuk tampil di Rock In Celebes 2013. 3 lagu pun berhasil dibawakan Reborn In Plagues, namun suasana moshpit saat mereka tampil masih sangat sepi. Bisa jadi ini resiko yang dihadapi jika tampil sebagai band pertama.
Kemudian panggung Rock In Celebes 2013 dilanjutkan oleh gempuran band-band lokal Makassar seperti Distopsy, Bonzai, The Finalist, Paniki Hate Light, Galarasta dengan jatah lagu yang dibawakan tetap sama. Yang disayangkan saat mereka tampil, suasana di depan moshpit pun masih adem ayem, belum seramai seperti yang diprediksikan. Walaupun begitu, masih ada beberapa orang yang betul-betul datang untuk menyaksikan band-band lokal.
C.U.T.S di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Pemuda Garis Depan –biasanya disingkat PGD- yang merupakan band punk rock asal Makassar yang cukup dikenal di skena musik lokal sejak 2001 dan sempat vakum selama 7 tahun, kembali lagi menggebrak panggung musik tahun ini. PGD menjadi penampil selanjutnya menjelang malam sekitar pukul 17.00 WITA. PGD pun mengajak crowd untuk berpesta di arena moshpit. Tapi tetap saja yang menyaksikan masih duduk-duduk manis ataupun berdiri menonton dengan tenang. Sepertinya kurang greget melihat sebuah band punk rock main tanpa ada yang ber-pogo ria di depan panggung. Tidak larut dengan kekecewaan dengan moshpit yang masih sepi, Pemuda Garis Depan pun menutup penampilan dengan lagu terbaru mereka, “Berteman Dengan Binatang” dengan mengajak Aswin dari The Hendriks.
Kemudian pada pukul tujuh malam, Down For Life asal Solo pun melanjutkan gelaran Rock In Celebes 2013. Down For Life dengan gempuran musik metalcore-nya pun mengajak paraheadbanger untuk moshing setelah sebelumnya moshpit masih seperti itu-itu saja. Dengan bersemangat, penonton pun mulai banyak yang berdiri di depan barikade panggung. Ada beberapa yang sesekali masuk di moshpit dan terlihat mulai banyak yang terpancing ber-moshing ria, namun belum terlalu liar seperti biasanya.
Setelah Down For Life puas menghajar telinga tanpa ampun, C.U.T.S asal Bandung pun menjadi daya tarik tersendiri di panggung malam itu dengan dua vokalis wanita, Ykha Amelz dan Rara (menggantikan Itta sementara) yang sangat ekspresif dan juga gitarisnya Deeda yang seringkali akrobatik di panggung. Band ini terlihat mempunyai banyak penikmat malam itu terbukti dari penonton malam itu juga tampaknya sangat menunggu-nunggu penampilan dari C.U.T.S. Giliran mereka menghajar kuping para penonton. Moshpit tidak liar berganti dengan bibir panggung yang cukup ramai, walau tidak terlihat sesak.
Saat “Beringas” dibawakan terjadi kesalahan teknis dengan bunyi loop yang dimainkan Ami, sang drummer, sehingga diulang kembali dengan versi analog saja. Terdengar crowd berteriak-teriak meminta lagu “Beringas” untuk di nyanyikan ulang saat kesalahan teknis itu terjadi. “Teriak Gila” pun menjadi pun menjadi lagu terakhir C.UT.S untuk malam itu, sebelum Dashboard Confessional (DC) naik ke panggung untuk memeriahkan sekaligus melengkapi pertunjukan hari pertama Rock In Celebes 2013. C.U.T.S terlihat cukup puas dengan ramainya penonton menyaksikan mereka.
Chris Carrabba di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Dashboard Confessional merupakan satu-satunya headliner internasional di Rock In Celebes malam itu. Sempat terdengar desas-desus kabar bahwa Dashboard Confessional akan akan menghadirkan Chris Carrabba seorang diri tanpa menghadirkan bandnya secara penuh yang terdiri dari John Lefler (lead guitar), Scott Schoenbeck (bass) dan Mike Marsh (drum). Tak lama setelah Chris Carrabba naik ke panggung membawa gitar akustik, para penonton masih menunggu personil lain untuk naik ke panggung, tapi tenyata malam itu Chris Carrabba dipastikan hanya datang sendiri tanpa personil DC lainnya.
Banyak pengakuan yang sempat didengar dari penonton yang datang dan rela membayar tiket mahal untuk menonton DC dengan formasi lengkap, merasa sangat kecewa karena ternyata malam itu hanya Chris Carabba yang datang. Sampai-sampai penonton pun mengatakan kalau ini bisa saja merupakan pembohongan publik.
Hal ini juga patut disayangkan karena pihak penyelenggara acara sebelumnya mengumumkan di semua media dan publikasi mereka bahwa yang tampil adalah Dashboard Confessional, bukan yang sebenarnya yaitu “Chris Carabba from Dashboard Confenssional”. Tidak sedikit penonton yang datang terutama penonton wanita pun pulang lebih dahulu karena kecewa tidak bisa menonton Dashboard Confessional secara lengkap. But the show must goes on.
Lagu demi lagu dibawakan oleh Chris Carabba malam itu seperti “Screaming Infidelities” dan “Vindicated” yang paling banyak mengundang penonton untuk menyanyi massal. Chris Carrabba dari Dashboard Confessional pun menutup gelaran Rock In Celebes 2013 hari pertama.
Hari Kedua yaitu pada hari Jum’at 13 Desember 2013, panggung Rock In Celebes bisa dipastikan akan ramai karena headliner pada hari tersebut adalah The S.I.G.I.T. Band yang baru saja merilis album terbarunya, Detourn, pada tahun ini, pastilah ditunggu-tunggu oleh para Insurgent Army, sebutan untuk fans The S.I.G.I.T.
The Experience Brothers di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Hari kedua Rock In Celebes 2013 dibuka oleh band metalcore asal Soppeng, yakni Guantanamo, yang cukup terpengaruh nuansa Killswitch Engage di dalam permainannya. Dan betul saja, saat mereka membawakan lagu ketiganya mereka membawakan lagu milik Killswitch Engage, “My Last Serenade”. Tapi tetap saja dengan deru distorsi yang mantap, Guantanamo belum bisa mengajak penonton hura-hura di moshpit karena suasana saat itu belum terlalu ramai, bisa juga karena faktor mereka merupakan band pertama yang tampil di hari kedua.
Selanjutnya Wildhorse yang mengusung rock n’ roll sebagai nafas bermusiknya pun melanjutkan panggung Rock In Celebes 2013 yang tidak lupa pula menyisipkan cover lagu Wolfmother, “Joker and The Thief”. Acara dilanjutkan dengan Kemenyan, band black metal asal Makassar. Cukup seru melihat aksi Kemenyan saat itu lengkap dengan dandanan makhluk horornya..
Pop Is Dead, yang menjadi penampil berikutnya, merupakan band yang cukup disegani di skena musik lokal Makassar. Ichal Om, vokalis dari Pop Is Dead, cukup lantang bersuara di atas panggung tentang ketidaksetujuannya atas kejadian ospek di Malang yang terjadi beberapa hari lalu.
Frontside yang merupakan band hardcore asal Makassar pun menghajar panggung setelah Pop Is Dead. Mereka cukup mumpuni mengajak penonton untuk liar di moshpit. Saking semangatnya bergerak kesana kemari di atas panggung, senar milik bassis Frontside sempat putus. Sehabis mereka, semestinya ada band asal Bekasi bernama Something Story yang akan tampil. Entah karena apa penyebabnya, mereka urung mentas.
The S.I.G.I.T di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Alhasil, giliran Unremains unjuk gigi. Unit metalcore asal Makassar ini diberikan waktu cukup banyak, sekitar 1 jam, sehingga mereka bisa membombardir panggung malam itu dengan lagu-lagu andalannya antara lain “My Earth”, “No God No Glory”, “Sampai Kapan Ini Berakhir”. Unremains pun menutup panggung mereka malam itu dengan “Into The Victory”.
The Box yang merupakan band modern rock/alternative/ethnic asal Palu ikut menyemarakkan pesta. Dengan membawakan 8 lagu, antara lain “Depresi” dan “Tadulako”, The Box mampu menarik penonton untuk lebih dekat di bibir panggung. Terlihat beberapa penonton menyanyikan lagu-lagu The Box dengan cukup fasih, walau mereka belum pernah menggelar showcasetunggal di Makassar selain berpartisipasi di Rock In Celebes.
The Experience Brothers kemudian tampil di panggung setelah The Box sukses membuat moshpit semakin ramai. The Experience Brothers yang beberapa waktu lalu merilis album ketiganya, From The Deepest Growl, membawakan lagu-lagu dari album tersebut seperti “Young, Wild And Free” serta “Little Pony”,”She’s Alright” dan “Stompbox”.
The S.I.G.I.T yang merupakan headliner malam kedua pun tidak tanggung-tanggung membawakan lagu-lagu terbaru dari album mutakhirnya, Detourn. “Detourne”,”Tired Eyes”, “Red Summer”,”Gate of 15th” pun dibawakan dengan sempurna oleh The S.I.G.I.T sebelum mereka menutupnya dengan “Black Amplifier”.
Keesokan harinya, Sabtu 14 Desember, merupakan hari ketiga perhelatan Rock In Celebes 2013 dengan warna musik line-up yang cukup beragam. Mulai dari grunge, power pop punk, reggae, death metal, Japanese rock, punk rock, hardcore bahkan yang jarang sekali didengar oleh penikmat musik Makassar sendiri yaitu stoner rock. Seringai, Suri dan Inlander pun menjadi headliner pada hari itu.
Easy Going, yang menjadi penampil pertama, membuka dengan 3 lagu, seperti biasa dengan jatah sesama band yang juga tampil sore. Kemudian berlanjut dengan R.A.J (Rock and Jamaica) yang mengusung reggae. Obscenity yang merupakan unit metal asal Makassar menjadi penampil berikutnya. Kehadiran mereka dipercantik Anha, sang bassis, yang merupakan satu-satunya personel wanita di band.
Zorv di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Shibuya tampil selanjutnya membawakan beberapa lagunya dari album perdana yang bertajuk “Terima Kasih”serta sebuah cover lagu milik L-Arc-En-Ciel. Berlanjut ke Critical Defacement yang pernah bermain di Rock In Celebes edisi kedua pada 2011 lalu. The Gameover, band punk rock asal Makassar yang baru saja merilis album bertajuk Bubar ikut unjuk suara dengan membawakan beberapa lagu andalan seperti “Parade Konvoi Suporter PSM”.
Zorv yang merupakan band grunge asal Surabaya menjadi penampil berikutnya. Dengan bermodalkan lagu-lagu dari album pertama, Savage, Zorv memberondong repertoar dengan “Lore”, “Believe”, dan ”Wealth” sebelum menutupnya dengan membawakan lagu milik Black Sabbath “Iron Man” serta Nirvana, “School”. Waktu setengah jam tampaknya cukup dimanfaatkan Zorv, walaumoshpit belum sepanas malam sebelumnya.
Inlander asal Jakarta menggempur panggung Rock In Celebes dengan gahar, apalagi dengan tampilan eksentrik dari vokalisnya, Bani, yang memakai topeng ketika tampil. Cukup antusias melihat mereka mentas untuk pertama kalinya di Rock In Celebes. Selepas Inlander, Suri yang mengusung nuansa stoner rock atmosferik pun berhasil memukau penonton dengan distorsi yang menyalak. Walaupun cukup seru melihat aksi Suri, tampaknya penonton menyimpan energinya untuk berpesta di moshpit untuk Seringai.
Dan benar saja, saat Arian dkk. menghentak panggung, moshpit bergejolak dan tak henti-hentinya para headbanger membentuk circle pit. Walau terlihat brutal, terlihat solidaritas beberapa orang yang masuk di moshpit membantu teman-temannya untuk berdiri kembali setelah terjatuh.
“Fett, Sang Pemburu” dari album terbaru Seringai, Taring, turut dibawakan dengan gagah perkasa. Gitaris Seringai, Ricky Siahaan, yang beberapa minggu lalu sempat terkena serangan jantung, tampak terlihat bugar dan tetap semangat memainkan gitarnya lagu demi lagu. Ini merupakan pemandangan menyenangkan sekaligus momen penting. Seringai pun menutup klimaks hari ketiga di Rock In Celebes 2013.
Hari keempat yang merupakan pamungkas bisa diprediksi bakal paling ramai dibandingkan hari-hari sebelumnya. Bagaimana tidak, melihat headliner pada hari terakhir merupakan anugerah tersendiri bagi yang bisa datang menyaksikannya. Kapital, Navicula dan Burgerkill mengambil alih posisi utama. Kapital dan Navicula baru pertama kalinya tampil di Makassar. Sedangkan Burgerkill pernah tampil sebelumnya di Rock In Celebes 2011. Apalagi Celebes Clothing Fest 2013 juga berakhir bersamaan dengan Rock In Celebes 2013, pastilah para penikmat musik dan fashion segera berbondong-bondong untuk mendatanginya.
Tabasco di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Black Light Phenomena merupakan salah satu band yang memenangi vote untuk tampil di Rock In Celebes 2013 hari keempat. Seperti yang diduga, belum banyak yang menonton saat mereka tampil. Kemudian dilanjutkan dengan band pengusung britpop asal Makassar, Tabasco, yang sedang merampungkan album perdananya. Mereka membawakan lagu-lagu seperti “Radio” dan “Yellow Fragile Heart”, Tabasco pun mengundang tepuk tangan dari penonton yang menyaksikan.
Acara dilanjutkan dengan Accidental Killing yang merupakan unit hardcore asal Makassar. Kemudian The WR mengambil alih panggung. Band funk/alternative rock yang juga berasal dari Makassar ini baru saja merilis albumnya tahun ini.
Necropsy menjadi penampil berikutnya. Dengan mengusung slam metal, mereka yang hari itu berformasi trio, cukup mengundang decak kagum karena masih mampu menampilkan aksi panggung yang menggigit. Sick Stupid asal Palu berkesempatan mencicipi panggung. Tidak seperti The Box yang sudah dua kali berada di panggung Rock In Celebes, inilah pertama kalinya Sick Stupid bermain di festival ini. Tampaknya, kesempatan bermain tidak disia-siakan oleh mereka.
Debluesfresh yang merupakan band blues rock asal Makassar yang baru saja merilis album terbarunya bertajuk Bukan Balada Cengeng pun tampil usai Sick Stupid. Debluesfresh tak henti-hentinya menyeruakkan nada-nada blues ke dalam lagu-lagu yang mereka bawakan sampai tidak terasa kepala ini mengikuti irama lagu mereka.
Setelah jeda sejenak, panggung hari keempat pun dibuka lagi pada pukul 19.30 WITA oleh penampilan super mantap dari Kapital, band metalcore asal Tenggarong, Kalimantan Timur. Moshpitlangsung penuh malam itu dengan headbanger yang betul-betul tahu caranya berpesta.
Navicula, yang baru pertama kali manggung di Makassar, menghentak panggung dengan lagu-lagu terbaru dari album Love Bomb yang rilis 2013 ini. “Tomcat”, ”Bubur Kayu”, “Mafia Hukum” dan “Refuse to Forget” adalah beberapa lagu yang dibawakan oleh Navicula mendekati sempurna. Apalagi melihat aksi Gembul, sang drummer saat menutup aksi Navicula malam itu di lagu “Metropolutan”. Betul-betul pengalaman yang tidak terlupakan bisa menyaksikan Navicula, green grunge gentlemen asal Bali ini di festival kebanggaan Makassar.
Burgerkill di Rock In Celebes 2013 (Foto: Reza Fahlevi Daud)
Burgerkill, yang didaulat menutup pagelaran Rock In Celebes 2013 di hari keempat, berhasil membuktikan dugaan bahwa di hari terakhir inimoshpit akan sangat ramai. Benar saja, saat di lagu pertama mereka, semua orang bersatu padu di dalam moshpit. Namun sangat disayangkan, ada beberapa orang yang sepertinya ingin memicu perkelahian saat sedang berada di dalam moshpit, sehingga rawan terjadi distraksi yang tidak dinginkan. Namun akhirnya Burgerkill berhasil menuntaskan penampilan dengan sempurna, tanpa ada kejadian yang tidak diinginkan. Unit asal Bandung ini pun menutup dengan sukses secara keseluruhan gelaran Rock In Celebes 2013.
Di samping gelaran Rock In Celebes 2013 dan Celebes Clothing Fest 2013 yang menjadi suguhan utamanya, ada juga creative talkshow yang tiap harinya menghadirkan 1 orang yang dianggap berpengaruh dan memberi inspirasi kreatif. Erix ‘Endank Soekamti’ berbicara tentang film karyanya, Angka 8 The Movie: Merdeka Dalam Berkarya, Mandiri Dalam Bekerja pada hari pertama. Reza Utama dari Gee Eight Clothing berbicara tentang How To Run A Fast Fashion Bussiness di hari kedua. Wendi Putranto dari majalah Rolling Stone Indonesia tentang Music Journalism di hari ketiga dan Anwar Jimpe Rachman (Inninawa & Kampung Buku) tentang Makassar Urban Culture Identity pada hari keempat.
Semua berhak merayakan kesuksesan gelaran rock Indonesia Timur di penghujung tahun 2013 ini. 4 hari untuk sebuah event akbar itu termasuk ukuran luar biasa karena tetap konsisten berjalan lancar setiap harinya tanpa gangguan yang cukup berarti. Tapi dibalik semua kesuksesan itu, masih menyimpan beberapa catatan penting yang sebaiknya dievaluasi bersama oleh pihak penyelenggara.
Menyoal Dashboard Confessional yang hanya mendatangkan Chris Carrabba seorang diri sepertinya perlu direvisi lagi di lain waktu. Karena banyak orang yang sudah bersusah payah membeli tiket hari pertama yang lebih mahal dari keempat hari itu untuk menyaksikan Dashboard Confessional, lalu hanya mendapati Dashboard Confessional dengan Chris Carrabba saja, tanpa teman-teman bandnya di Dashboard Confessional. Sebaiknya dibuat pengumuman sebelumnya dibuat segera, agar orang yang ingin menyaksikannya mengetahui dan mengerti bahwa Dashboard Confessional tidak sedang full team, sehingga tidak terkejut seperti pengakuan beberapa orang yang kecewa menyaksikan Dashboard Confessional malam itu.
Selanjutnya, kuantitas band-band lokal Makassar dan sekitarnya yang tampil di Rock In Celebes 2013 bisa diacungi jempol karena saking banyaknya yang bisa tampil. Tapi tidak dengan jatah waktu dan lagu yang diberikan untuk tiap band. Jadwal main yang selalu paling awal tampaknya menjadi resiko tersendiri band-band lokal sehingga tidak bisa sepenuhnya disaksikan oleh penikmat musik kotanya sendiri.
Walaupun ada beberapa band lokal Makassar yang diberi jatah waktu main lebih panjang, tapi tidak serta merta mereka mampu menjadi tuan rumah di kotanya sendiri. Terbukti moshpit paling ramai ada pada saat penampil utama (headliner) yang masih berkisar dari band-band dari pulau Jawa, selain Kapital dari Tenggarong dan Navicula dari Bali.
Berharap saja di Rock In Celebes berikutnya band-band Makassar bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri. Jumlah kuantitas tetap harus dipertahankan. Tinggal kesempatan yang lebih baik lagi berubah jatah yang harus ditambah untuk band-band lokal Makassar bermain lebih mantap di Rock In Celebes. Bisa jadi Rock In Celebes menjadi batu loncatan band-band lokal Makassar untuk bisa berbicara lebih di kancah musik nasional. Jika tidak diberi kesempatan dan masih seperti itu tahun-tahun berikutnya, sudah saatnya band-band lokal Makassar untuk do it together with your friends, not do it yourself. Mari menciptakan ruang berkreasi bersama tanpa paksaan, tanpa hambatan.
*Artikel ini juga dimuat di Gigsplay.com : http://gigsplay.com/GigReview-detail/rock-in-celebes-2013-apresiasi-untuk-musisi-lokal-yang-hampir-menjadi-tuan-di-rumah-sendiri/