Indonesia berada di wilayah rentan bencana. Posisinya di cincin api menjadikan Indonesia rentan terhadap letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dll. Kota-kota di Indonesia tidak terkecualikan dari bencana ini. Kepadatan penduduk dan strukturnya, menjadikan kota-kota Indonesia memiliki risiko tingginya korban jiwa.
Sementara itu, pemahaman kesiapsiagaan bencana di kalangan masyarakat perkotaan Indonesia masih kurang. Sampai saat ini, pemahaman kesiapsiagaan bencana belum cukup terintegrasi ke dalam sistem pendidikan dan perencanaan kota. Perlu dilakukan pengarusutamaan kesiapsiagaan bencana ke banyak sektor dan dimensi kehidupan sehari-hari. Pengetahuan adalah dasar. Aspek penting lainnya adalah kreativitas untuk mensosialisasikan dan menginternalisasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemerintah pusat dan daerah telah menerapkan serangkaian program, termasuk menyiapkan rencana mitigasi. Namun, dalam praktiknya, program tersebut tidak melibatkan partisipasi masyarakat sebagai sumber pengetahuan dan sebagai cara untuk mengembangkan rasa memiliki dan internalisasi pengetahuan. Seringkali kampanye kesiapsiagaan bencana yang dilakukan oleh pemerintah tidak terlalu sukses mendapatkan perhatian publik. Kampanye terlalu formal dan teknis, tidak menanggapi kebutuhan aktual dan tidak peka terhadap kehidupan sehari-hari terkait sasaran yang dituju.
Oleh karena itu, Rujak Center for Urban Studies (RCUS) berusaha mendorong pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya kesiapsiagaan bencana di Indonesia, dengan penekanan pada dua konsep kunci: keterlibatan masyarakat dan kreativitas.
Rujak Center for Urban Studies memanggil individu kreatif dari Jakarta, Yogyakarta dan Makassar untuk terlibat dalam workshop “Kreativitas dan Kesiapsiagaan Bencana”, yang akan berlangsung pada 31 Agustus – 2 September 2013, di Bumi Pemuda Rahayu (BPR), Desa Munthuk, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Workshop in unik karena ingin memaksimalkan peran kreativitas dalam penyiapan kebencanaan. Workshop ini melibatkan peserta dengan beragam latar belakang: penyintas, kelompok kreatif, dan pemerintah yang berasal dari beragam wilayah; Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, Yogyakarta dan Makassar.
Persyaratan peserta: kreatif, tertarik pada isu kebencanaan, dan bersedia berbuat sesuatu terkait kesiapsiagaan bencana di kota masing-masing.
Bagi yang tertarik dapat mengirimkan proposal dan CV/Portfolio paling lambat 17 Agustus 2013 ke alamat email atau . Bagi individu yang terpilih akan mendapatkan undangan dan hadir atas biaya sepenuhnya dari panitia.[]