KRONOLOGI UNJUK RASA GERAKAN PEKERJA TERMINAL (GPT) Makassar

Aksi unjuk rasa pekerja terminal di Makassar (Foto: Andi A/okezone)

KRONOLOGI UNJUK RASA GERAKAN PEKERJA TERMINAL (GPT) Makassar - Aksi unjuk rasa yang digelar Gerakan Pekerja Terminal Makassar pada Selasa 07 Februari 2012 berakhir tertib sesuai dengan perencanaan.  Sekira pukul 14. 300 an peserta aksi yang digelar di beberapa titik ini beranjak pulang. Sayangnya, media mainstream hanya menyorot dan membesarkan kericuhan yang terjadi di depan pangkalan Litha & Co saat GPT menyampaikan aspirasi. Media mainstream alpa meliput pada beberapa titik aksi yang berjalan tertib dan damai.

Berikut kronologi unjuk rasa Gerakan Pekerja Terminal (GPT) Makassar, Selasa 07 Februari 2012

1. Pukul 10.00 wita.
Sekitar 300 orang yang tergabung dalam Gerakan Pekerja Terminal (GPT) Regional Daya Makassar, mulai bergerak dari Terminal Regional Daya (TRD) Makassar. Mereka mengendarai sepeda motor dan mobil angkutan daerah (panther) menuju kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai tempat aksi yang pertama kali didatangi.

2. Pukul 10:30 wita.
Massa GPT sampai ditempat aksi pertama dan langsung memasuki kawasan kantor dishub provinsi sul-sel. Di depan kantor ini, massa aksi yang terdiri dari (FSPTI/SPTI) Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia, ASPEK (Asosiasi Pekerja Terminal Regional Daya), Komunitas Pete-Pete Daya langsung menyampaikan aspirasinya. Massa aksi meminta kepada dishub untuk menindak dengan tegas mobil angkutan umum berplat hitam, terminal bayangan dan perusahaan otobus (PO) yang masih menaikkan dan menurunkan penumpang diluar terminal regional daya. Sesudah melakukan orasi di depan pegawai/pejabat dishub provinsi sul-sel, massa kemudian bergerak ketitik aksi selanjutnya.

3. Pukul 11: 04 wita.
Massa GPT, sampai di pool perusahaan otobus Alam Indah. Didepan kantor perwakilan PO ini, mass aksi kembali melalui koordinator aksi, Zainal Siko, menyatakan bahwa perusahaan otobus Alam Indah telah melanggar peraturan pemerintah, SK Walikota No.510/Kep/551-23/2004 Tanggal 12 Agustus 2004, tentang larangan menaikkan dan menurunkan penumpang pada pool Kendaraan Bus AKDP dan AKAP dalam wilayah Kota Makassar.

4. Pukul Pukul 11.10an  wita
Massa aksi tiba di depan Mtos, dimana sejumlah PO berkantor. Ditempat ini, massa aksi kembali melakukan orasi dan menyampaikan pernyataan sikapnya.

5. Pukul 11: 23 wita
Massa aksi melanjutkan unjuk rasa didepan kantor perusahaan otobus Litha & Co. Dalam aksi ini, Ishak Salim sebagai perwakilan AcSI membacakan pernyataan sikap massa aksi. Tuntutannya tetap sama, yakni agar PO tersebut menggunakan TRD sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpangnya.

Namun sekira pukul 11 : 38 wita, saat massa aksi baru saja menyelesaikan membaca pernyataan sikapnya dan akan bergerak menuju titik aksi berikutnya, puluhan orang, yang menurut informasi dari internal GPT; orang-orang tersebut adalah pekerja perusahaan Litha & Co serta sejumlah preman yang memang disiapkan untuk menghalau peserta aksi. Orang-orang tersebut kemudian melakukan provokasi dengan melempari dan mengejar massa aksi dengan menggunakan batu, besi dan kayu ke jalan raya.

Okezone News (Selasa, 7 Februari 2012 16:40 wib) melaporkan saat singgah di PO Litha, sempat terjadi kericuhan. Pasalnya, saat pengunjuk rasa bermaksud meninggalkan lokasi, salah seorang pegawai PO keluar dan berteriak menantang.

Tapi hal ini tidak berlangsung lama, karena pihak GPT memilih mundur dari lokasi tersebut untuk meredam situasi sehingga tidak berkepanjangan.

6. Pukul 11.50an wita
Massa aksi melanjutkan pawai dan berhenti didepan kantor gubernur sul-sel untuk membicarakan kelanjutan aksi. Dalam pertemuan yang dihadiri semua elemen yang tergabung dalam GPT, diputuskan bahwa aksi unjuk rasa tetap dilanjutkan, dengan tetap menjalankan rencana semula, yakni menyampaikan aspirasi mengenai kondisi terminal dengan tertib dan damai.

7. Pukul 12.05 an wita
Massa aksi melanjutkan pawai menuju fly over KM 4. Di tempat ini, massa aksi kembali mengadakan sejumlah orasi dan menyampaikan pernyataan sikapnya.

8. Pukul 12.20an wita
Massa aksi meninggalkan fly over menuju kantor perwakilan PO Liman di jalan Urip Sumiharjo. Di tempat ini, massa aksi diterima oleh manejemen Liman dan menyatakan dukungan terhadap apa yang diperjuangkan oleh GPT.

9. Pukul 13.00an wita
Massa aksi bergerak ke balai kota Makassar dengan pengawalan dari anggota kepolisian. Di depan kantor walikota Makassar, massa aksi kembali melanjutkan orasi dan membacakan pernyataan sikapnya. Sesuai kesepakatan massa aksi, di tempat ini, mereka harus menyampaikan secara langsung keluhan mereka terhadap walikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin.

Setelah menunggu beberapa saat, sambil menyanyikan lagu dangdut (Alamat Palsu dari Ayu Ting-Ting) walikota Makassar bersedia menemui massa aksi dan berjanji akan mengadakan rapat kordinasi dengan pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Terminal Regional Daya (TRD) Makassar.

Bagikan Tulisan Ini:

Makassar Nol Kilometer (165 Posts)

Sebuah ruang termpat berkumpulnya warga kota Makassar mencatat dan bercerita tentang dinamika kota dari kaca mata warga. Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi warga untuk berkontribusi di laman ini.


Comments

2 responses on “KRONOLOGI UNJUK RASA GERAKAN PEKERJA TERMINAL (GPT) Makassar

  1. Trims Cora Bittara Amarah, setelah demonstrasi itu, Dua hari kemudian, Celebes TV mengundang Zainal Siko dalam acara Talk Show mereka. Dalam acara itu Enal membeberkan kebobrokan manajemen Perusda Terminal dan Para Perusahaan Otobus (PO) yang mengambil untung dari kebobrokan manajemen itu. Dua hari lalu, Zainal Siko masuk terminal Daya, beberapa pekerja terminal menyalaminya dan beberapa bahkan tak segan-segan memeluknya, menepuk-nepuk pundaknya. Beberapa mengikutinya berjalan. Setibanya di sebuah kios di dalam terminal, ia duduk dan mulai berbagi cerita dengan para pekerja terminal.
    Sopir tua bercerita tentang Stasiun Sentral, kebesaran Terminal Panaikang, dan Sulitnya hidup di terminal Daya yang sepi. Yang lain cerita tentang minimnya keberpihakan wartawan, yang preman protes karena jadi kambing hitam, yang buruh mengeluh karena penumpang tak ingin berbagi rezeki, yang eks agen (baca: aheng) yang kini jadi tukang ojek berseloroh nyamannya bekerja di terminal panaikang, dan seterus-nya. Setelah diskusi, kini mereka mempersiapkan ‘class action’. Hari ini, ultimatum walikota agar PO masuk terminal dan tidak lagi menaiikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal.

  2. pendapat sy yg perlu diperbaiki adalah pengelolah didalam terminal,selama kurun waktu 9 tahun perusdah tidak becus mengelolah terminal,dan juga bukan bidangx untuk mengurusi masalah transportasi yg tepat untuk mengelolah terminal dan masalah transportasi adalah DISHUB

Tinggalkan Komentar